Intervensi China di Perang Korea
INTERVENSI CHINA DALAM PERANG KOREA
Perang Korea adalah perang yang tidak boleh dimenangkan karena semua pihak memiliki kekuatan yang sama sehingga tidak ada yang bisa mengalahkan satu sama lainnya.
Ketika perang dimulai pada 25 Juni 1950, Korea Utara melewati garis lintang 38, dan mendesak pasukan Korea Selatan ke Pusan. Korea Utara berniat untuk menyatukan seluruh semenjung Korea dalam ideologi komunis.
Namun pada bulan September 1950, pasukan AS dan PBB membantu Korea Selatan melakukan serangan balik sehingga tentara Korea Utara terdesak sampai ke perbatasan sungai Yalu.
Melihat pergerakan pasukan PBB dan AS, China merasa terancam dan bereaksi dengan cepat membantu Korea Utara apalagi pasukan AS dan PBB hampir melewati perbatasan China. Pada 14 Oktober 1945, tentara merah China pimpinan Jendral Peng Dehuai dengan 300.000 pasukan menyebrangi sungai Yalu.
Dua minggu kemudian pasukan tersebut, muncul di dekat perbukitan Unsan, Korea Utara.
Pada 1 November 1950, pasukan merah China tersebut menyerbu prajurit Amerika. Amerika terkejut, kareana tentara China terlihat datang dari mana-mana. Dalam waktu beberapa jam, pasukan Korea Selatan langsung porak poranda.
Hanya sedikit prajurit yang lolos dari serangan mendadak China tersebut, mereka menyangka bahwa yang datang adalah tentara Korea Selatan.
Antara tanggal 25 dan 28 November, pasukan China melancarkan serangan besar-besaran yang disebut ofensif tahap kedua.
Korps 8 China berkekuatan 180.000 prajurit menghantam korps II Korea Selatan di Korea Tengah dan memotong jalur penarikan mundur Korps I dan IX Amerika ke arah barat.
Mao Zedong dan Jendral Peng Dehuai berharap serangan ini dapat menyatukan Korea dibawah ideologi komunis.
Pada 26 November, pasukan Korps II Korea Selatan telah porak poranda. Dua Korps pasukan Amerika dikepung oleh tentara China dengan starategi menjepit tersebut, tentara Amerika benar-benar terancam.
Harapan pasukan AS yang terakhir adalah mundur melalui belakang sungai Chongchon. Namun penarikan mundur pasukan tersebut terkendala oleh pendudukk Korea yang mengungsi.
Di antara para pengungsi banyak penyusup dari tentara China dan Korea Utara yang menyamar memakai pakaian sipil dan lolos dari pos-pois pemeriksaan, kemudian secara tiba-tiba menembaki post-post penjagaan Amerika.
Pada 5 Desember 1950, Pyongyang ditinggalkan oleh pasukan Darat Inftrantri 8 yang bergerak menuju garis lintang 38.
Pada pertengahan Desember, tentara China dan Korea Utara bergerak ke arah selatan, hingga pada akhirnya, untuk kedua kalinya Seoul dapat ditaklukan lagi oleh pasukan Komunis. Tentara AS, Korsel dan PBB meninggalkan Seoul pada 5 Januari 1951.
Dengan adanya bencana tersebut, Amerika semakin khawatir mereka harus mendapatkan kenyataan pahit gagalnya menyelesaikan konflik Korea dengan militer akibat intervensi China.
Sumber:::
Oktorino, Rino ( 2013) Perang yang Tidak Boleh Dimenangkan: Kisah Perang Korea 1950-1953. Jakarta: Kompas GramediaHal.59-78
Komentar
Posting Komentar