PENDAHULUAN EVALUASI
BAB 1
PENDAHULUAN
•
UU sisdikna (2001:3), untuk meningkatkan
kualitas pendidikan nasional pemerintah melakukan berbagai upaya pengembangan
dan penyempurnaan kurikulum, pengembangan materi pembelajaran, perbaikan system
evaluasi, pengadaan buku dan alat-alat pelajaran, perbaikan sapras pendidikan,
peningkatan kompetensi guru, peningkatan mutu pimpinan sekolah
•
Sistem pengajaran merupakan bagian yang
integral dari system pendidikan seperti kurikulum, metode, media, materi pengajaran,
kualitas pendidikan, evaluasi pembelajaran dll
•
Menjadikan peserta didik sebagai subjek
dalam belajar bukan objek
•
Mengajar merupakan suatu aktivitas
professional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan mencakup hal-hal
yang berkaitan dengan pengambilan keputusan-keputusan (winata Putera, 1992:86)
•
Pengajaran dalam proses
perkembangannya berfungsi sebagai
pengelola belajar mengajar yang melaksanakan tugas dalam merencanaakan,
mengatur, memgarahkan, dan mengevaluasi
•
Agar pengajaran sejarah lebih bermakna
harus memperhatikan : materi pelajaran harus mampu mengembangkan integritas dan
jati diri siswa sehingga terbentuk karakter peserta didik yang memiliki sikap
nation good, kebersamaan dalam perbedaan, toleransi, empati, sikap positif yang
berharga
•
Materi pelajaran sejarah memiliki peranan
sangat penting dalam menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa ditengah
keberagaman masyarakat Indonesia yang heterogen
•
Materi sejarah harus future oriented
dalam membangun sebuah peradaban luhur, yang memerlukan kreativitas dan daya
inovatif
•
Peserta didik dapat mengembangkan daya
kreativitas apabila proses belajar mengajar dilaksanakan secara terencana untuk
meningkatkan dan membangkitkan upaya kompetitif
•
Pengembangan kematangan intelektual peserta
didik perlu dipacu kemampuan berpikirnya secara logis dan sistemati supaya
mampu memecahkan masalah secara logis dan ilmiah sehingga peserta didik perlu
dilibatkan secara aktif dalam PBM
•
Peserta didik harus diberi internalisasi
dan keteladan agar berperan aktif dalam KBM sehingga membentuk semangat
loyalitas , toleransi, dan kemampuan adaptabilitas yang tinggi
•
Sikap kritis dalam pembelajaran sejarah
merupakan tujuan yang hendak dicapaiseperti standar kompetensi dan kompetensi
dasar kurikulum sejarah, sehingga kesan pembelajaran sejarah sebagai pelajaran
hapalan segera dihilangkan
•
Pembelajaran sejarah kritis dan subtantif
harus segera dilembagakan di sekolah-sekolah dalam upaya memacu daya
intelektualitas siswa yang menyangkut peristiwa masa lampau yang bisa dibaca
dalam kacamata kekinian
•
Pembelajaran sejarah yang kritis dan
subtantif harus menyentuh wlayah intelektual siswa mampu membangun pemikiran
interpretative tentang peristiwa sejarah
•
Pembelajaran sejarah dapat menumbuhkan
nasionalisme, patriotism, kesadaran sejarah, wawsan humaniora untuk
meningkatkan kecakapan akademik, sosial, religious, dan kepribadian
•
Semua hal tersebut dapat ditinjau dari
evaluasi program sebagai acuannya
SASARAN EVALUASI BIDANG PENDIDIKAN
- Evaluasi bidang pendidikan
makro, sasaranya adalah program pendidikan yang direncanakan dan tujuannya
adalah memperbaiki bidang pendidikan
- Evaluasi bidang
pendidikan micro, digunakan di level kelas dengan sasaran program
pembelajaran di kelas yang menjadi penanggung jawabnya adalah guru (Djemari
Mardapi, 2000:2)
Guru memiliki tanggungjawab menyusun dan melaksanakan program
pembelajaran, sedangkan sekolah memiliki tanggungjawab untuk mengevaluasi
program pembelaajaran yang dilaksanakan guru
BAB II
SEJARAH DAN ASPEK EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH
- Konsep Dasar dan
wawasan Sejarah
-
Sejarah dalam arti subjektif adalah
konstruk (banngunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian atau cerita)
yang mencakup fakta untuk menggambarkan suatu gejala sejarah, kesatuan yan
menunjukkan koherensi (unsur yang bertalian satu sama lain yang merupakan satu
kesatuan)
-
Sejarah dalam arti objektif menunjukkan
pada kejadian atau peristiwa itu sendiri, peristiwa sejarah dalam kenyataan,
kejadiian yang terjadi hanya satu kali tidak dapat diulang ataupun berulang
-
Objektif tidak memuat unsur-unsur subjek
(pengamatan/pencitraan). (Sartono Kartodirdjo, 1992:15)
-
Sejarah merupakan cerita tentang pengalaman
kolektif suatu komunitas (nation) dimasa lampau
Menurut Ibn Khaldun (1332-1406) yang dikutif oleh Ahmad Syafii Maarif (1997:2)
menyatakan terdapat dua sisi sejarah yang perlu diperhatikan :
- Sisi luar,
perputaran kekuasaan yang silih berganti di masa lampau
- Sisi dalam,
sejarah adalah suatu penalaran kritis (nazar) dan kerja yang cermat untuk
mencar kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas, tentang sebab-sebab dan
asal-usul segala sesuatu, suatu pengetahuan yan mendalam tentang bagaimana
dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi
-
Sejarah dipandang memiliki fungsi dapt
mengajar man of action (manusia pelaku) tentang bagaimana orang lain bertindak
dalam keadaan-keadaan khusus, pilihan-pilihan yang dibuatnya, keberhasilan dan
kegagalan mereka (manusia)
-
Sejarah adalah jembatan penghubung masa
silam dan masa kini sebagai petunjuk arah ke masa depan (Allan Nevin, 1962:14)
-
Sejarah sebagai rekontruksi masa lalu dan
yang direkonstruksi sejarah adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan,
dikerjakan, dirasakan, daan di alami manusia (Kuntowijoyo, 1994:18).
Sumber:::
Pertemuan 1 mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Sejarah , Prodi Pendidikan Sejarah, Fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan , Universitas Siliwangi
Dosen Pengampu Zulpi Miftahudin, S.
Pd., M.Pd.
Komentar
Posting Komentar