ISDV cikal bakal PKI di masa pergerakan
ISDV cikal bakal PKI yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sedikit sejarah awal ISDV
ISDV ini erat kaitannya dengan ideologi kiri seperti komunisme atau Marxisme. Nah ideologi komunis ini ternyata disebarkan oleh negeri penjajah Belanda yaitu H.J.F.M Sneevliet. Si Sneevlit ini adalah seorang anggota partai buruh yang membenci kapitalis.
Sneevlit pertama kali menginjakan kaki di Hindia Belanda (Indonesia Sekarang) di daerah Surabaya. Ia bekerja di surat kabar Soerabajaasch Handelsblad, lalu tahun 1913 pindah ke Semarang untuk jadi sekretaris pada Samarangse Handelsvereniging. (Poesponegoro, 1993 :198)
Bagi Sneevlit bekerja di Semarang adalah hoki atau keuntungan baginya karena di Semarang ini, ada organisasi serikat buruh tertua di Hindia Belanda (Indonesia) yang dikenal dengan nama Vereniging van Spoor en Tramweg Personeel (VSTP). Ia masuk VSTP dan membawa arah ideologi VSTP menjadi makin radikal.
Pada 9 mei 1914 ia bersama tokoh sosialism seperti J.A Brandsteder, H. W. Dekker dan P. Bergsma berhasil membuat organisasi yang dinamakan dengan Indische Sociaal- Democratische Vereniging (ISDV).
Tahun 1915 ISDV menerbitkan majalah Het Vrije Woord. Tapi Sneevlet menganggap bahwa iSDV ini tidak populer di masyarakat, bukan kaream kurang promosi tapi karena latar belakang organisasi yang tidak berakar di dari dalam masyarakat Indonesia.
Maka atas dasar kurang populernya tadi, ISDV bersekutu dengan Insulide. Namun karean tidak memenuhi sasaran ISDV , persekutuan itupubn bubar.
ISDV kemudian melirik Sarekat Islam, dengan taktik jitu yang dikenal dengan "blok di dalam". ISDV berhasil menyusup kedalam SI. caranya dengan menjadikan anggota ISDV menjadi anggota SI dan menjadikan anggota SI menjadi anggota ISDV.
Kenapa ISDV gampang menyusup. Nah dalam buku SNI V disebutin alasannya yaitu
Sementara itu di dalam ISDV terjadi perpecahan karena sikap pemimpinnya yang terlalu radikal, maka golongan moderat di ISDV mengundurkan diri.
Sumber:
Poesponegoro, Marwati Djoenud (1993) Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka
Sedikit sejarah awal ISDV
ISDV ini erat kaitannya dengan ideologi kiri seperti komunisme atau Marxisme. Nah ideologi komunis ini ternyata disebarkan oleh negeri penjajah Belanda yaitu H.J.F.M Sneevliet. Si Sneevlit ini adalah seorang anggota partai buruh yang membenci kapitalis.
Sneevlit pertama kali menginjakan kaki di Hindia Belanda (Indonesia Sekarang) di daerah Surabaya. Ia bekerja di surat kabar Soerabajaasch Handelsblad, lalu tahun 1913 pindah ke Semarang untuk jadi sekretaris pada Samarangse Handelsvereniging. (Poesponegoro, 1993 :198)
Bagi Sneevlit bekerja di Semarang adalah hoki atau keuntungan baginya karena di Semarang ini, ada organisasi serikat buruh tertua di Hindia Belanda (Indonesia) yang dikenal dengan nama Vereniging van Spoor en Tramweg Personeel (VSTP). Ia masuk VSTP dan membawa arah ideologi VSTP menjadi makin radikal.
Pada 9 mei 1914 ia bersama tokoh sosialism seperti J.A Brandsteder, H. W. Dekker dan P. Bergsma berhasil membuat organisasi yang dinamakan dengan Indische Sociaal- Democratische Vereniging (ISDV).
Tahun 1915 ISDV menerbitkan majalah Het Vrije Woord. Tapi Sneevlet menganggap bahwa iSDV ini tidak populer di masyarakat, bukan kaream kurang promosi tapi karena latar belakang organisasi yang tidak berakar di dari dalam masyarakat Indonesia.
Maka atas dasar kurang populernya tadi, ISDV bersekutu dengan Insulide. Namun karean tidak memenuhi sasaran ISDV , persekutuan itupubn bubar.
ISDV kemudian melirik Sarekat Islam, dengan taktik jitu yang dikenal dengan "blok di dalam". ISDV berhasil menyusup kedalam SI. caranya dengan menjadikan anggota ISDV menjadi anggota SI dan menjadikan anggota SI menjadi anggota ISDV.
Kenapa ISDV gampang menyusup. Nah dalam buku SNI V disebutin alasannya yaitu
- Central Sarekat Islam (CSI) sangat lemah kedudukannya, padahal CSI ini merupakan badan koordinasi pusat. Dengan bebasnya setiap cabang SI bertindak sendiri-sendiri.
- Di zaman itu walaupun sudah masuk anggota satu partai, boleh juga masuk jadi anggota partai lain karena pada awalnya partai ini lebih berdasar pada sosial-budaya dan ekonomi ketimbang berpolitik.
Dengan gampang Sneevliet dapat memengaruhi pemimpin muda SI seperti Semaun dan Darsono. Kebetulan Semaun dan Darsono ini merupakan perwakilan cabang SI di Surabaya dan CSI berkedudukan di Surabaya.
Sumber:
Poesponegoro, Marwati Djoenud (1993) Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka
Komentar
Posting Komentar