Historiografi Nasional Part IV
Masih lanjutan...
Berkhofer memperkuat lagi apa yang dikemukakan oleh social Science Research Council New York (1946, 1954) mengenai peri pentingnya penggunaan konsep dan teori ilmu-ilmu sosial bagi sejarawan.
Para sejarawan harus mengikuti pertengkaran yang terjadi antara para pakar ilmu-ilmu sosial yang bukan hanya percekcokan mengenai masalah terminologi, tetapi lebih dalam lagi yakni yang menyangkut konflik-konflik mendasar mengenai sifat dasar dan eksplanasi fenomena sosial.
Jadi sejarawan yang meminjam konsep-konsep dan teori-teori ilmu-ilmu sosial, dan haruslah mengambil sikap berdiri di belakang salah satu pihak yang berselisih itu.
Meskipun berkhofer menganjurkan para sejarawan meminjam teori-teori, konsep-konsep, dan teknik-teknik ilmu sosial, peminjaman yang demikian tidak dimaksudkan agar pakar sejarah menjadikannya ilmu sosial, akan tetapi hanya untuk membuatnya menjadi ilmiah belaka.
Manusia baik secara individual maupun secara kolektif, adalah kompleks, studi mengenai manusia sebagai makhluk sosial mengharuskan orang mengenal konsep-konsep dan teori-teori ilmu sosial dan manusia dapat dikaji sebagai entitas analitik melalui suatu kerangka konseptual.
Salah satu butir yang dikemukakan oleh Berkhofer adalah mengenai behavioralism, faham yang berkenaan dengan tingkah laku manusia.
Meskipun telah menjadi mode dalam disiplin-disiplin lain, behavioralism jarang digunakan oleh sejarawan. Bagi sebahagian kecil mereka ynag mempergunakannya. Behavioralism biasanya mengacu kepada metode-metode dan teknik-teknik statistik.
Meskipun metode-metode dan teknik-teknik yang dikemukakan diatas merupakan bahagian dari pendekatan ini dan dapat berguna bagi sejarwan, menurut Berkhover, makna behavioralism ynag lebih luas merupakan hal yang lebih fndamental bagi penelitian dan penulisan sejarah.
Behavioralism, kata Berkhofer , tidak hanya berarti kemajuan-kemajuan baru dalam koleksi data dan analisis, tetapi juga merupakan kemajuan baru dalam koleksi data dan analisis, tetapi juga merupakan perkembangan yang penting tidak saja dalam memformulasi dan menguji teori tetapi juga merupakan orientasi baru terhadap studi mengenai prilaku manusia.
Barkhofer dalam bukunya itu lebih menumpukan perhatiannya sisi teoritis pendekatan behavioral atau prilaku manusia, dan menurut pendapatnya tidak hanya ada satu pendekatan behavioral, tetapi terdapat berbagai ragam pendekatan yang demikian.
Orientasi ynag tepat terhadap prilaku manusia menurut Berkhofer adalah dengan menggunakan pendekatan situasional oleh karena prilaku manusia terjadi dalam situasi-situasi.
Unit analisisnya adalah situasi yang mengkombinasikan organisme manusia dengan lingkungannya dalam skema analitik, yang tidak dapat dianggap terpisah.
Tindakan manusia dalam sejarah harus dan dapat dipelajari baik dari sudut pandang pelaku maupaun dari sudut pandang peneliti
Tugas utama sejarawan dalam analisis sejarah
Berkhofer memperkuat lagi apa yang dikemukakan oleh social Science Research Council New York (1946, 1954) mengenai peri pentingnya penggunaan konsep dan teori ilmu-ilmu sosial bagi sejarawan.
Para sejarawan harus mengikuti pertengkaran yang terjadi antara para pakar ilmu-ilmu sosial yang bukan hanya percekcokan mengenai masalah terminologi, tetapi lebih dalam lagi yakni yang menyangkut konflik-konflik mendasar mengenai sifat dasar dan eksplanasi fenomena sosial.
Jadi sejarawan yang meminjam konsep-konsep dan teori-teori ilmu-ilmu sosial, dan haruslah mengambil sikap berdiri di belakang salah satu pihak yang berselisih itu.
Meskipun berkhofer menganjurkan para sejarawan meminjam teori-teori, konsep-konsep, dan teknik-teknik ilmu sosial, peminjaman yang demikian tidak dimaksudkan agar pakar sejarah menjadikannya ilmu sosial, akan tetapi hanya untuk membuatnya menjadi ilmiah belaka.
Manusia baik secara individual maupun secara kolektif, adalah kompleks, studi mengenai manusia sebagai makhluk sosial mengharuskan orang mengenal konsep-konsep dan teori-teori ilmu sosial dan manusia dapat dikaji sebagai entitas analitik melalui suatu kerangka konseptual.
Salah satu butir yang dikemukakan oleh Berkhofer adalah mengenai behavioralism, faham yang berkenaan dengan tingkah laku manusia.
Meskipun telah menjadi mode dalam disiplin-disiplin lain, behavioralism jarang digunakan oleh sejarawan. Bagi sebahagian kecil mereka ynag mempergunakannya. Behavioralism biasanya mengacu kepada metode-metode dan teknik-teknik statistik.
Meskipun metode-metode dan teknik-teknik yang dikemukakan diatas merupakan bahagian dari pendekatan ini dan dapat berguna bagi sejarwan, menurut Berkhover, makna behavioralism ynag lebih luas merupakan hal yang lebih fndamental bagi penelitian dan penulisan sejarah.
Behavioralism, kata Berkhofer , tidak hanya berarti kemajuan-kemajuan baru dalam koleksi data dan analisis, tetapi juga merupakan kemajuan baru dalam koleksi data dan analisis, tetapi juga merupakan perkembangan yang penting tidak saja dalam memformulasi dan menguji teori tetapi juga merupakan orientasi baru terhadap studi mengenai prilaku manusia.
Barkhofer dalam bukunya itu lebih menumpukan perhatiannya sisi teoritis pendekatan behavioral atau prilaku manusia, dan menurut pendapatnya tidak hanya ada satu pendekatan behavioral, tetapi terdapat berbagai ragam pendekatan yang demikian.
Orientasi ynag tepat terhadap prilaku manusia menurut Berkhofer adalah dengan menggunakan pendekatan situasional oleh karena prilaku manusia terjadi dalam situasi-situasi.
Unit analisisnya adalah situasi yang mengkombinasikan organisme manusia dengan lingkungannya dalam skema analitik, yang tidak dapat dianggap terpisah.
Tindakan manusia dalam sejarah harus dan dapat dipelajari baik dari sudut pandang pelaku maupaun dari sudut pandang peneliti
Tugas utama sejarawan dalam analisis sejarah
- Bagaimana pelaku memberi interpretasi terhadap situasi yang dihadapinya, dan bagaimana aksi atau tindakan yang diambilnya dalam menghadapi situasi yang demikian itu.
- Mengemukakan pandangan peneliti terhadap pelaku sejarah, terhadap aksi-aksi atau perbuatannya dan situasi yang dihadapi pelaku sejarah itu.
Komentar
Posting Komentar