Tugas urang, ulah di copas
TUGAS SEBELUM UAS
PENGEMBANGAN SILABUS
Disusun untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
Profesi Kependidikan
Yang diampu
oleh: H Krisna Sujaya, Drs., M.Pd.
Oleh :
Nama Salimudin
NIM: 182171034
Kelas/Semester:
A/ IV
PROGRAM STUDI PENDIDIKN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2020
PERTEMUAN 8
PERAN DAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN I
1.
Peran
Guru Sebagai Pendidik
Menurut (Shabir, 2015:225) dalam Nizar (1993: 44) “Guru
harus mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberikan contoh, dan
membiasakan”
2.
Peran
Guru Sebagai Pengajar
Guru bertugas
membina perkembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Hamalik, 2002:124)
3.
Peran
Guru Sebagai Pembimbing
Guru memberi
tekanan kepada tugas, memberi bantuan pada siswa dalam pemecahan masalah yang
dihadapinya (Sudjana, 1989: 15)
4.
Peran
Guru Sebagai Pelatih
Guru memberikan
peluang kepada siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri (Surya, 2013:197)
5.
Peran
Guru Sebagai Penasihat
Guru adalah
seorang penasihat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak
memiliki latihan khusus sebagai seorang penasihat.(Mulyasa, 2006: 43)
6.
Peran
Guru Sebagai Pembaharu
Yaitu dengan
mengembangkan 3 kompetensi ( Profesional, Personal, Sosial). (Siswoyo, 1995: 66)
7.
Peran
Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru
sering diteropong dan sering dijadikan cermin untuk siswanya.
8.
Peran
Guru Sebagai Pribadi
Kemampuan
pribadi guru yaitu kedewasaan, komitmen, bertanggung jawab, terbuka, menyenangi
pekerjaan (Djohar, 1999)
9.
Peran
Guru Sebagai Peneliti
Pengetahuan
mereka dihasilkan dalam praktik pendidikan yang ditentukan melalui institusi
dimana mereka bekerja (Crawford, 1996: 1187)
10.
Peran
Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Guru melakukan
variasi dalam kegiatan pembelajaran seperti pada penggunaan metode dan media
pembelajaran sejarah (Naim. Ngainun, 2011: 48)
MATERI PERTEMUAN 9
PERAN DAN TUGAS GURU DALAM PEMBELAJARAN II
1.
Peran
Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini
panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari
kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk
memeberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya.
Fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik
2.
Peran
Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja
dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu. Serta kegiatan rutin yang amat
diperlukan dan sering kali memberatkan. jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan
dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua
peranannya
3.
Peran
Guru Sebagai Pemindah Kemah
Guru adalah
seorang pemindah kemah, yang membantu peserta didik meninggalkan hal lama
menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk
mengetahui masalah peserta didik.
4.
Peran
Guru Sebagai Pembawa Cerita
Mampu membawa
peserta didik memiliki pandangan yang rasional terhadap sesuatu.
5.
Peran
Guru Sebagai Aktor
Guru menguasai
materi standar dalam bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, memperbaiki
ketrampilan, dan mengembangkan untuk mentransfer bidang studinya kepada peserta
didik.
6.
Peran
Guru Sebagai Emansipator
Guru mampu
memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa
kebanyakan insan merupakan “ budak” kebudayaan.
7.
Peran
Guru Sebagai Evaluator
Guru harus
menilai kemampuan intelektual, sikap dan tingkah laku peserta didik (Mulyasa, 2006:45)
8.
Peran
Guru Sebagai Pengawet
Guru harus
berusaha mengawetkan pengetahuan yang telah dimiliki dalam pribadinya, dalam
arti guru harus berusaha menguasai materi standar yang akan disajikan kepada
peserta didik.
9.
Peran
Guru Sebagai Kulminator
Guru yang
mengarahkn proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi).
Dengan rancangnnya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap
yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya (Mulyasa, 2006: 37)
MATERI PERTEMUAN 10
KODE ETIK GURU INDONESIA
1.
Pengertian
Kode Etik
Menurut Ayu Andriani, kode etik guru adalah pedoman bersikap dan berperilaku guru yang tercermin dalam bentuk
nilai-nilai moral dan etika jabatan guru. Kode etik ini mengatur
hubungan guru dengan teman kerja, murid, dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi tugasnya (Andriani, 2018: 48)
2.
Makna
Etos Kerja
Etos kerja
adalah suatu pandangan dan sikap bangsa atau satu umat terhadap kerja (Anoraga, 1992: 29)
3.
Kode
Etik Guru Indonesia.
Adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan dalam
Kongres PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) XVI tahun 1989 di Jakarta
sebagai berikut
a)
Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusiaIndonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
c)
Guru berusaha memproleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahanuntuk melakukan
bimbingan dan pembinaan
d)
Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
e)
Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakatsekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersamaterhadap pendidikan
Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkanmutu dan martabat profesinya
f)
Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dankesetiakawanan sosial
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
g)
Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan (Zaenab, 2015: 61-62)
MATERI PERTEMUAN 11
PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI GURU
1.
Sejarah,
Visi dan Misi PGRI
Berdiri tahun
1912 dengan nama awal Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Tahun 1932 PGHB
diganti jadi PGI (Persatuan Guru Indonesia). 25 November 1945 di Surakarta PGRI
didirikan.
Visi :
Terwujudnya organisasi mandiri dan dinamis yang dicintai anggotanya, disegani
mitra dan diakui perannya oleh masyarakat.
Misi: Mewujudkan
cita-cita proklamasi, mensukseskan pembangunan nasional, memajukan pendidikan
nasional, meningkatkan profesionalitas guru dan meningkatkan kesejahteraan
guru.
2.
Peran
PGRI
Membina,
mengarahkan dan melindungi PGRI dan anggotanya dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari
3.
Organisasi
Lain Dibawah Naungan PGRI
MATERI PERTEMUAN 12
PENINGKATAN PROFESI KEGURUAN
1.
Bentuk-Bentuk
Peningkatan Profesional Keguruan
Menurut yang terserat dalam buku “
Manajemen Pendidikan di Sekolah “ ( Dep. P dan K, 1979: 222/227 ) tentang
bentuk peningkatan profesi keguruan secara garis besar adalah sebagai berikut :
a) Secara Individual (Penataran dan
Belajar Mandiri)
b) Melalui Organisasi Profesi ( PGRI,
MGMP, KKG)
2.
Dasar-Dasar
Peningkatan Profesional Keguruan
a. Dasar Filosofis
Guru pada hakekatnya adalah pendidik yang
bertugas sebagai pemimpin atau pelayan (agogos).
b. Dasar Psikologis
Guru selalu berhadapan dengan individu lain yang
memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing.
c. Dasar Pendagogis
Tugas profesional utama guru adalah mendidik dan
mengajar. Untuk dapat menjalankan tugas mendidik dan mengajar dengan baik, guru
harus selalu membina diri untuk mengetahui dan menerapkan strategi mengajar
baru, metode baru, teknik-teknik mendidik yang baru, menciptakan suasana
pembelajaran yang bervariasi, dan kemampuan mengelola kelas dengan baik.
d. Dasar Ilmiah
Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni selalu
berkembang dengan pesa
e. Dasar Sosiologis
Masyarakat modern dewasa ini menuntut guru untuk
melakukan hubungan dengan orang, organisasi dan masyarakat dengan cara-cara
modern juga (Soetopo,
2005)
MATERI PERTEMUAN 13
CARA-CARA PEMBINAAN PROFESI GURU
1.
Peningkatan
Profesi Melalui Siaran Radio Pendidikan
Dari berbagai
alternatif yang mungkin dilakukan, penggunaan media radio merupakan cara yang
paling efektif dan efisien. Pemilihan media radio didasarkan pada kemampuan
media ini menjangkau populasi pendengar yang lebih banyak dengan jarak jauh dan
waktu yang lebih cepat serta biaya yang relatif lebih murah dibanding media
massa yang lain (Cantrill, 1971)
2.
Peningkatan
Profesi Melalui Belajar Mandiri
Pengembangan profesi guru dapat dilihat dari sudut pandang yang
berbeda, sudut pandang guru dan sudut pandang institusi (Craft, 2000)
3.
Pembinaan
Profesi Melalui Jurnal Dan Majalah
Presentasi pada
forum ilmiah dengan jenis menjadi pemrasaran/nara sumber pada seminar atau
lokakarya ilmiah atau menjadi pemrasaran /nara sumber pada coloqium atau
diskusi ilmiah. Bukti fisik yang dinilai adalah makalah yang sudah disajikan
pada pertemuan ilmiah dan telah disahkan oleh kepala sekolah atau madrasah, dan
surat keterangan dari panitia seminar atau sertifikasi/piagam dari panitia
pertemuan ilmiah
4.
Pembinaan
Profesi Melalui Organisasi Profesi
a.
Guru
membentuk organisasi Profesi
b.
Guru
wajib masuk dalam organisasi profesi tersebut
c.
Organisasi
memiliki wewenang dan kode etik
MATERI PERTEMUAN 14
GURU TELADAN , PELANGGARAN ETIKA DAN SOSOK GURU SEJARAH IDEAL
1. Kriteria Guru Teladan
a. Bersikap adil kesemua murid
b. Berlaku sabar
c. Bersikap kasih saying
d. Berwibawa
e. Terampil dalam mengajar
f. Mendidik dan membimbing
g. Bekerja sama secara demokratis
2. Pelanggaran Etika yang Dilakukan Guru
Tercatat
dalam pasal 8 etika profesi guru,
a.
Pelanggaran
adalah prilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan kode etik guru Indonesia
dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan protes guru.
b.
Guru
ynag melanggar kode etik guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku.
c.
Jenis
pelanggaran meliputi pelanggaran ringan, berat dan sedang
3.
Sosok
Guru Sejarah yang Ideal
Ada empat
kompetensi ynag harus dimiliki oleh guru sejarah yaitu pedagogi (yang meliputi kompetensi
dalam melaksanakan kegiatan, penerapan model pembelajaran, interaksi terhadap
siswa), kepribadian (yaitu memiliki perilaku yang terpuji dan memang patut
dcontoh oleh peserta didik), sosial (yaitu berkaitan dengan kemampuan guru
tersebut dalam menjalin komunikasi dan interaksi sosial dengan orang-orang di
sekitarnya seperti siswa, guru-guru teman seprofesinya, Kepala Sekolah, staf
Pegawai TU, penjaga, petugas kebersihan sekolah, ataupun juga masyarakat
sekitar di luar lingkungan sekolah)
Salah satu hal yang dapat
menggambarkan adanya sosok guru ideal misalnya pada guru yang menerapkan metode
pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) yaitu
pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya
belajar pada siswa. Aktif mengandung arti bahwa pembelajaran yang dilakukan
berpusat pada peserta didik, bertujuan untuk mengaktifkan peserta didik, kata
kunci dipegang guru adalah kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik
kegiatan berfikir ataupun berbuat.. Wujud stimulasi tersebut diantaranya yaitu
dengan memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan, bersikap
respek dan menghargai ide-ide siswa, mengajukan pertanyaan yang menggugah
kreativitas, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk berfikir dan
menghasilkan karya. Efektif berarti pembelajaran yang dilakukan menghasilkan
apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Menyenangkan yakni guru menciptakan suasana belajar yang fun namun bukan
berarti ribut, huru-hara, kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang dangkal.
REFERENSI
Andriani, A. (2018). Praktis Membuat Buku Kerja Guru: Menyusun Buku
Kerja 1, 2, 3, dan 4 dengan Mudah dan Sistematis. Sukabumi: Jejak.
Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Cantrill, H. (1971). The psychology of radio. New York: Arno Press
and The New York Times.
Craft. (2000). Continuing professional development: A practical guide
for teachers andschool. New York: Taylor and Francis Group.
Crawford. (1996). Teachers as Researchers in Mathematics Education.
Dordrechi: Kluwer Academic.
Djohar. (1999). Reformasi dan masa depan pendidikan Indonesia.
Yogyakarta: IKIP YOGYAKARTA.
Hamalik, O. (2002). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Naim. Ngainun. (2011). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Shabir. (2015). KEDUDUKAN GURU SEBAGAI PENDIDIK. Makassar: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Siswoyo, D. (1995). Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: IKIP
YOGYAKARTA.
Soetopo, H. (2005). Pendidikan dan Pembelajaran : Teori, Permasalahan,
dan Praktek. Malang: UMM Press.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo Offset.
Surya, M. (2013). Psikologi Guru. Bandung: Alfabet.
Zaenab, S. (2015). Profesionalisme Guru PAUD Menuju NTB Bersaing:
Pengantar Manajemen Pendidikan, Praktik, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Deepublish.
Komentar
Posting Komentar