Indische Vereniging 1908
Indische Vereniging 1908
adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1908 , organisasi ini merupakan organisasi bentukan mahasiswa yang menjadi cikal bakal berdirinya Perhimpuanan Indonesia. Indische Vereniging juga merupakan pelopor kebangkitan nasionalis Indonesia.
IV didirikan oleh orang Indonesia yang berada di Belanda , yakni Sutan Kasayangan dan R.N. Noto Suroto (Dr. A. Rivai: 16). Tujuan didirikannya organisasi IV menurut Noto Suroto dalam tulisannya di Bendera Wolanda tahun 1909, adalah untuk memajukan kepentingan bersama orang Hindia di Belanda dan menjaga hubungan dengan Hindia Timur Belanda (Poeze, 2008: 68).
Indische Vereniging membuat Majalah Hindia Poetra pada bulan Maret 1923 yang menyebutkan azaz PI adalah sebagai berikut.
Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab hanya kepada Rakyat Indonesia semata-mata , bahwa hal yang demikian itu hanya akan dicapai oleh orang Indonesia sendiri bukan dengan pertolongan siapapun juga, bahwa segala jenis perpecahan tenaga haruslah dihindarkan, supaya tujuan itu lekas tercapai.
Dari tahun 1923 aktif melopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia dengan berjiwa persatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang murni dan kompak. Dengan perubahan arah organisasi ini, Indische Vereniging keluar dari Indonesisch Verbond van Studeerenden ( Perkumpulan pelajar-pelajar Indonesia , Belanda, Half Indo, Half China yang berorientasi ke Indonesia dalam satu kerja sama).
Bahkan ada suatu peristiwa yang menggemparkan belanda yaitu diterbitkannya Gedenboek 1908-1923 : Indonesische Vereeniging. Lalu merubah nama majalahnya dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka tahun 1924. Dengan adanya Majalah Indonesia merdeka itu menandakan bahwa arah politik IV mengambil jalan non kooperatif.
Indische Vereniging semakin menggeliat kearah kegiatan politik terutama sejak datangnya dua mahasiswa ke Belanda, yaitu a. Subardjo tahun 1919 dan Mohammad Hatta 1921, keduanya pernah mengetuai PI. Dengan bertambahnya mahasiswa Indonesia ynag belajar ke Belanda, maka bertambah kuatlah Indische Vereniging.
Pada tahun 1925 pada saat Indische Vereniging dipimpin oleh Soekiman Wirjosandjojo, nama Indische Vereniging berubah menjadi Perhimpuan Indonesia.
Perhimpunan Indonesia 1924
Di awal-awal tahun 1925, di buatlah anggaran dasar (AD) PI, isinya adalah kemerdekaan penuh bagi Indonesia hanya akan diperoleh dengan aksi bersama ynag dilakukan dengan serentak oleh seluruh kaum nasionalis dan berdasarkan atas kekuatan sendiri. Oelh karena itu kekompokan dan persatuan sangatlah penting. persoalan yang terpenting adalah masalah kepentingan negara penjajah dan negara terjajah yang bertentangan. Penjajahan itu sangat merusak jasmani dan rohani rakyat yang terjajah, dalam hal ini adalah Indonesia.
Kegiatan dari PI ini adalah nonkooperatif atau dengan kata lain tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda, bahkan gerakan-gerakannya adalah anti kolonialis. Hal ynag menarik adalah bahwa anggota PI ini bertemu dan saling bertukar cerita dengan mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari negara yang terajajah seperti Indonesia baik itu berasal dari Asia maupun dari Afrika.
PI berharap agar masalah penjajahan Indonesia ini diketahui oleh dunia Internasional.
Dalam kongres ke 6 Liga Demokratie International untuk perdamaian pada bulan Agustus 1926 di Paris, Moh Hatta dengan lantang menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan Indonesia. (Hatta. 1926: 148)
Tentunya pernyataan dari Moh Hatta ini menimbulkan kecurigaan dari pihak Belanda apalagi setelah tahu bahwa Semaun yang mewakili PKI ikut-ikutan mendukung PI,
Dalam kongres I Liga pada bulan Pebruari 1927 di Berlin yang di hadiri wakil-wakil pergerakan di negeri jajahan , PI mengirimkan wakilnya yaitu Moh Hatta , Nazir Pamontjak , Gatot dan A. Subardjo. Adapun keputusan kongres adalah sebagai berikut
Algemeene Studie Club (ASC) 1927~ Partai Nasional Indonesia (PNI) 1928~ PNI Baru (PNI-nya Hatta) 1931 Vs Partindo)
Sumber:
Moh Hatta (1926) "Onze buitenlandsche propaganden".
Poeze, Harry. (2008). Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950. Jakarta: Gramedia
Rivai, DR A., Student Indonesia di Eropa
adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1908 , organisasi ini merupakan organisasi bentukan mahasiswa yang menjadi cikal bakal berdirinya Perhimpuanan Indonesia. Indische Vereniging juga merupakan pelopor kebangkitan nasionalis Indonesia.
IV didirikan oleh orang Indonesia yang berada di Belanda , yakni Sutan Kasayangan dan R.N. Noto Suroto (Dr. A. Rivai: 16). Tujuan didirikannya organisasi IV menurut Noto Suroto dalam tulisannya di Bendera Wolanda tahun 1909, adalah untuk memajukan kepentingan bersama orang Hindia di Belanda dan menjaga hubungan dengan Hindia Timur Belanda (Poeze, 2008: 68).
Indische Vereniging membuat Majalah Hindia Poetra pada bulan Maret 1923 yang menyebutkan azaz PI adalah sebagai berikut.
Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab hanya kepada Rakyat Indonesia semata-mata , bahwa hal yang demikian itu hanya akan dicapai oleh orang Indonesia sendiri bukan dengan pertolongan siapapun juga, bahwa segala jenis perpecahan tenaga haruslah dihindarkan, supaya tujuan itu lekas tercapai.
Dari tahun 1923 aktif melopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia dengan berjiwa persatuan dan persatuan bangsa Indonesia yang murni dan kompak. Dengan perubahan arah organisasi ini, Indische Vereniging keluar dari Indonesisch Verbond van Studeerenden ( Perkumpulan pelajar-pelajar Indonesia , Belanda, Half Indo, Half China yang berorientasi ke Indonesia dalam satu kerja sama).
Bahkan ada suatu peristiwa yang menggemparkan belanda yaitu diterbitkannya Gedenboek 1908-1923 : Indonesische Vereeniging. Lalu merubah nama majalahnya dari Hindia Poetra menjadi Indonesia Merdeka tahun 1924. Dengan adanya Majalah Indonesia merdeka itu menandakan bahwa arah politik IV mengambil jalan non kooperatif.
Indische Vereniging semakin menggeliat kearah kegiatan politik terutama sejak datangnya dua mahasiswa ke Belanda, yaitu a. Subardjo tahun 1919 dan Mohammad Hatta 1921, keduanya pernah mengetuai PI. Dengan bertambahnya mahasiswa Indonesia ynag belajar ke Belanda, maka bertambah kuatlah Indische Vereniging.
Pada tahun 1925 pada saat Indische Vereniging dipimpin oleh Soekiman Wirjosandjojo, nama Indische Vereniging berubah menjadi Perhimpuan Indonesia.
Perhimpunan Indonesia 1924
Di awal-awal tahun 1925, di buatlah anggaran dasar (AD) PI, isinya adalah kemerdekaan penuh bagi Indonesia hanya akan diperoleh dengan aksi bersama ynag dilakukan dengan serentak oleh seluruh kaum nasionalis dan berdasarkan atas kekuatan sendiri. Oelh karena itu kekompokan dan persatuan sangatlah penting. persoalan yang terpenting adalah masalah kepentingan negara penjajah dan negara terjajah yang bertentangan. Penjajahan itu sangat merusak jasmani dan rohani rakyat yang terjajah, dalam hal ini adalah Indonesia.
Kegiatan dari PI ini adalah nonkooperatif atau dengan kata lain tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda, bahkan gerakan-gerakannya adalah anti kolonialis. Hal ynag menarik adalah bahwa anggota PI ini bertemu dan saling bertukar cerita dengan mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari negara yang terajajah seperti Indonesia baik itu berasal dari Asia maupun dari Afrika.
PI berharap agar masalah penjajahan Indonesia ini diketahui oleh dunia Internasional.
Dalam kongres ke 6 Liga Demokratie International untuk perdamaian pada bulan Agustus 1926 di Paris, Moh Hatta dengan lantang menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan Indonesia. (Hatta. 1926: 148)
Tentunya pernyataan dari Moh Hatta ini menimbulkan kecurigaan dari pihak Belanda apalagi setelah tahu bahwa Semaun yang mewakili PKI ikut-ikutan mendukung PI,
Dalam kongres I Liga pada bulan Pebruari 1927 di Berlin yang di hadiri wakil-wakil pergerakan di negeri jajahan , PI mengirimkan wakilnya yaitu Moh Hatta , Nazir Pamontjak , Gatot dan A. Subardjo. Adapun keputusan kongres adalah sebagai berikut
- Menyamaikan simpati yang besar kepada pergerakan kemerdekaan Indonesia dan akan medukung usaha tersebut dengan sekuat daya.
- Menuntut dengan keras kepada pemerintah Belanda : Kebebasan bekerja untuk pergerakan rakyat Indonesia.
Kongres II di Brussel (Belgia) tahun 1927, PI ikut , tapi saat di dominasi oleh komunis PI keluar dari liga.
Lalu apa reaksi Belanda. Tentunya Belanda bereaksi dengan keras dalam menghadapi PI ini , karena pergerakannya sangatlah berbahaya bagi keutuhan pemerintahan kolonial di Hindia belanda. Dengan menuduh tulisan menghasut di muka umum untuk memberontak terhadap pemerintah . Maka pada 10 juni 1927, Empat anggota PI yaitu Moh. Hatta, Nazir Pamontjak, Abdulmadjid Djojoadiningrat dan Ali Sastromidjojo ditangkap dan ditahan sampai tanggal 8 maret 1928. Akan tetapi di dalam sidang pengadilan Den Haag tanggal 22 Maret 1928, mereka dibebaskan karena terbukti tidak bersalah.
Algemeene Studie Club (ASC) 1927~ Partai Nasional Indonesia (PNI) 1928~ PNI Baru (PNI-nya Hatta) 1931 Vs Partindo)
Sumber:
Moh Hatta (1926) "Onze buitenlandsche propaganden".
Poeze, Harry. (2008). Di Negeri Penjajah: Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950. Jakarta: Gramedia
Rivai, DR A., Student Indonesia di Eropa
Komentar
Posting Komentar