Gerakan Melawan Pemerasan

A. Latar Belakang

Nah guyys biasanya Gerakan perlawan ini terjadi melawan pihak-pihak pemilik tanah partikelir dan pada umumnya hampir semua perlawanan atau kerusuhan yang terjadi di tanah partikelir merupakan akibat adanya tuntutan pajak dan kerja rodi (herendiestren) yang tidak adil terhadap kaum petani di daerah itu. Kerusuhan yang terjadi di daerah partikelir ini sering disebut dengan kerusuhan cuke . (Poesponegoro, 2008:400)

Nope: Tanah Partikelir (particuliere landerijen): adalah tanah milik swasta ynag muncul akibat praktik-praktik penjualan oleh Kompeni (VOC 1602-1799), Daendels (1808-1811), Raffles (1811-1816) yang berlanjut sampai 1820-an. penyerahannya berupa tanah berikut juga penduduk yang hidup di atasnya. Kepemilikannya bersifat mutlak. 

Slide Tanah Partikelir
Sc Pic: www.slideshare.net


Menurut Sartono Kartodirdjo, pergolakan ditanah partikelir berbeda dengan dengan gerakan sosial lainnya. Pergolakan di tanah partikelir itu lebih terarah secara khusus pada suatu rasa dendam tertentu. Selain itu, gerakan perlawanannya juga mempunyai sifat magico religius seperti yang tercermin  dalam tujuannya yang bersifat milenaristik atau mesianistis. Karna adanya jiwa mesianistis, maka pergolakan-pergolakan itu muncul karna adanya pengaruh semangat keagamaan. Perlawanannya bersifat sporadis tapi ada juga yang teratur.

Daerah yang biasa digunakan untuk tanah partikelir adalah Batavia, Bogor, Banten, Karawang, Cirebon, Semarang, dan Surabaya. Dengan alasan politik,  VOC hadiahkan tanah kepada mantan perwira VOC dan penduduk pribumi yang pro Belanda. Di jaman Daendels dan Rafles tanah partikelir di jual karana pemerintah waktu itu perlu banyak dana untuk reorganisasi dan rasionalisasi pemerintahan Hindia, yang sedang bangkrut.(Poesponegoro, 2008:401)


  • 1816 di Batavia dan Cirebon terjadi perlawanan dari petani.
  • 1836, 28 februai ,  pemerintah menerbitkan Peraturan (Reglemen) No19 , tanah partikelir di Cimanuk, Cirebon.
  • 1845,1886 dan 1892 terjadi kerusuhan di Candi Udik, Ciomas, dan Campea.
  • 1913 pemberontakan menjadi lebih umum dan mendalam.
  • 1915 di Jawa terdapat 582 tanah partikelir. luas: 1,3 juta bau (1 bau:0,8 hektare) dikuasai Eropa dan Cina
Para petani dibebani cuke dan pajeg (pajak padi dan kacang)selain itu petani juga terebebani dengan adanya kontingensi (pajak selain padi dan kacang).

B. Gerakan Perlawanan

1. Ciomas (1886)
Tanah partikelir di Ciomas dijual oleh Daendels ke Swasta. Letaknya itu di utara lereng gunung salak, lausnya : 9.000 bau (7.220 ha). Gerakan di Ciomas ini dimulai ketika rakyat Ciomas membenci pungutan cukai dan kerja rodi karna sangat merugikan.

·   Gimana jalan Resistensinya?
Dimulai ketika 2.000 orang kabur dari Ciomas karna dihasut mantan Asisten Residen Bogor dan Hoofd. Perlawanan pertama terjadi pada Februari 1886 di pimpin Apan Ba Sa’maah, membunuh camat Ciomas bernama Haji Abdurrakim

Pada Mei di bawah pimpinan Mohammad Idris (sawahnya di sita akibat hutang) sekitar 2.000 orang ikut gabung ke Idris. Pada selasa malam, 18 mei 1886, Idris memutuskan untuk menyerang pesta sedekah bumi yang diselenggarakan di Kampung Taman yang letaknya tidak jauh dari perkebunan kopi Gadok, Ciomas.

Esok harinya, 09.00 Idris beserta  40 pengikutnya datang menyerang tempat tersebut. Penyerangan itu langsung di laporkan kepada Asisten Residen Bogor , Pada 20 Mei 1886 , pasukan militer dibawah pimpinan  Residen Batavia, datang mengepung Pasir Gaok, Ciampea. Otto van Rees dapat mengatasi gerakan ini.


2. Ciampea 1913
Suatu pergantian yang disebut dengan huru hara . Suatu pergantian yang diikuti oleh pengangkatan pekerja baru. Pemilik baru membuat peraturan baru. Para petani ingin peraturan lama dipertahankan. Mereka mengancam pengawas baru bernama Sastrakusuma, yang telah menuduh mandor telah bekerja sama dengan rakyat.

3. Pamanukan dan Ciasem.
Menentang pemungutan cuke

4. Purwakarta  mei 1913
sebanyak 400 orang petani beramai-ramai datang ke kantor bupati Purwakarta menuntut pengurangan pajak cuke yang berat.

5. Slipi (Tanah Abang) 22 juli 1913
Karna cuke dinaikan sebesar 200%

6. cakung
Masalah kerja paksa dan penafsiran pajak kepala.

7. Surabaya 1916
Gerakannya lebih radikal dan revolusioner untuk menghancurkan institusi tanah partikelir.

8. Pemberontakan Condet.
Kaum petani telah menderita dan memeras keringat untuk kepentingan tuan tanah.

9. Tanjung Oost  (14 mei 1916)
Diadilinya seorang tokoh yang bernama Taba

10. Cililitan Besar (5 april 1916)
Dipimpin oleh Entong Gendut yang mengangkat dirinya sebagai Raja Muda.

11. Tangerang 1924
Dipimpin oleh Kaiiin ia ingin merevolusi sistem keraton Banten.

12. Demak 1918 dan 1935.
Dipimpin oleh Suharj adan Semaun.  Dikenal dengan peristiwa Genuk (1935) yang dilakukan oleh kusir gerobak yang menolak membayar pajak kepada pemerintahan kota praja Semarang.

13. Cikandi Udik 1845
14. Pondok Gedeh 1864
15. Bekasi 1869
16. Cibarusa 1870
17. bululusan 1918
18. Peristiwa Cilegon 1888
19. peristiwa Gedangan 1904
20. Peristiwa Dermadjaja 1907
21. perisstiwa Garut 1919
22. Lasem dan Tuban 1913.

Komentar